Minggu, 30 Januari 2011

Maaf jika Saya "Perkasa"

Senyum nyiyir, dahi mengkerut ....
Mungkin itu tanggapan pertama kali saat melihat judul dari tulisan ini. Ya sudahlahh .... ini hanya sebagian dari isi hati dan pemikiran saya. Maaf jika ada yang tidak berkenan.

Hati menjadi pilu dan kelu saat mimpi ini tak dapat bertemu
Hasrat yang meninggi kini harus jatuh kembali
Tertohok oleh timbunan norma yang mendera
Kini mimpi hanya cidera dalam asa
Katika pilihan hanya menjadi dilema
Benar atau salah
Maka tidak ada jalan untuk mendua

Puisi pembukaan mungkin sedikit banyak dapat memberikan gambaran akan suasana dalam hati ini yang sebenarnya. Sudah lama kami (baca: kaum wanita) telah bosan atau kasarnya muak terhadap norma yang sangat menusuk untuk kami atau saya lebih tepatnya. Keinginan saya dengan manusia lainnya sama. Saya tidak meminta reformasi di sini, saya tidak membicarakan resuffle di sini, saya tidak menuntut penggulingan rezim apapun saat ini. Kejengahan terbuka saat saya yang merupakan seorang wanita harus terjebak dengan segala nilai. Bukan bermaksud untuk melanggar bahkan mengabaikan segala nilai yang seharusnya saya patuhi namun dengan tidak juga melarang segala yang saharusnya bisa saya lakukan tanpa menciderai hukum yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar